Bayi Tabung Sebagai Pilihan Terakhir dan Terbaik

Amanda Astrillia
2 min readJun 7, 2021

--

Terkadang program Bayi Tabung (IVF) dijadikan sebagai pilihan berikutnya setelah opsi-opsi lain tidak memberikan hasil seperti yang diharapkan. Pada sisi lain, setelah melakukan pemeriksaan cermat terhadap kondisi kesehatan kesuburan pasien, tidak tertutup kemungkinan dokter merekomendasikan pasangan suami dan istri untuk langsung menjalani program bayi tabung sebagai opsi pertama.

Kondisi yang Mengharuskan Bayi Tabung

Beberapa kondisi spesifik yang bisa dijadikan dasar oleh dokter untuk menganjurkan pasutri agar mengambil layanan program bayi tabung selekasnya adalah, antara lain:

  • Tuba falopi yang tersumbat
  • Faktor ketidaksuburan pada sperma
  • Endometriosis yang sudah diterapi secara lengkap tapi belum berhasil hamil
  • Infertilitas imunologik
  • Kegagalan inseminasi berulang dan penyebab yang belum diketahui (Unexplained Infertility).
Photo by Igordoon Primus on Unsplash

Bayi Tabung Sebagai Pilihan Terbaik

Ada beberapa keuntungan lain yang dapat diterima pasutri bila mengambil program bayi tabung. Bayi tabung merupakan program yang dapat meningkatkan kemungkinan lahirnya bayi yang lebih sehat. Teknologi kehamilan berbantu seperti bayi tabung memungkinkan dokter melakukan penyaringan genetika. Penyaringan genetika dapat menurunkan kondisi-kondisi medis tertentu yang nantinya dapat berisiko bagi kesehatan bayi dan kelangsungan hidup janin, yaitu cystic fibrosis, Down syndrome, penyakit Tay Sachs, anemia sel sabit (sickle cell anemia), dan lain-lain.

Nilai tambah lainnya dari program bayi tabung ini adalah menurunkan kemungkinan keguguran. Salah satu penyebab paling umum keguguran adalah abnormalitas genetika. Program bayi tabung yang disertai preimplantation genetic testing memiliki peluang keberhasilan tertinggi dibandingkan program-program kehamilan lainnya.

Pasangan suami istri yang ingin menunda kehamilan juga dapat memilih program bayi tabung sebagai solusinya. Tidak sedikit pasutri yang memandang bahwa mereka harus terlebih dahulu membangun kemapanan finansial sebelum berubah status sebagai ayah dan bunda. Tapi rencana matang itu tak jarang ‘terganggu’ oleh usia pasutri. Dengan teknologi preservasi fertilitas yang kemudian apabila memandang telah tiba masanya untuk menjalani program kehamilan, sperma dan sel telur beku itu akan dicairkan (dilelehkan), dipertemukan, lalu — setelah tumbuh menjadi embrio — di tanamkan di dalam rahim istri.

--

--